Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh..
Sudah lama nian tidak mengisi blog :) (kayaknya tiap ngepost prolognya gini wkwkwk)
Pengen cerita - cerita, siapa tau 5 or 10 tahun lagi , tulisan ini bakal dibaca oleh aku di masa depan. InsyaAllah..
Yah walauupun cerita kali ini gak nyambung sama judul. Hidup penuh drama katanya, atau hidup dalam drama?
Jadi gini, baru - baru ini saya nonton lagi drama korea mulai akhir 2019, setelah terakhir tahun 2017 saya nonton drama korea. Iseng iseng pas kehabisan hiburan tontonan, saya buka viu yg udah lama gak pernah dibuka, lalu iseng iseng nonton drama yang berjudul "Do You Like Brahms", liat sinopsisnya kayaknya bagus ni tentang sebuah passion, Eh beneran bagus menurut saya, saya baper banget nontonnya, selain karena kisah romantisnya tapi lebih ngena di passionnya yang kepengen jadi violinist tapi sulit mencapai impiannya. Baper parah karena ngerasain kayak pemainnya (yaelaa wkwkwkwk), jadi ceritanya si peran utama wanitanya ini punya impian menjadi seorang pemain biola dan tampil di orkestra, tapi sedih banget karena impiannya itu melalui banyak rintangan dan seperti tidak direstui oleh semesta. (eaaa) hahaha
Kenapa saya baper? bukan karena saya juga punya impian jadi violinist, haha tapi karena saya juga punya impian yang belum tercapai dan sudah menyerah dengannya. Saya dulu sangat bermimpi menjadi seorang komikus. Seperti Song Ah (nama pemain wanitanya), suka dengan biola sedari kecil, seperti hobi tapi ingin diwujudkan dalam bentuk kebanggan dan pencapaian besar. Saya pun demikian, saya suka menggambar sejak kecil, walau tidak begitu piawai dalam menggambar tapi saya terus belajar dan berlatih, berharap hasil kerja keras latihan saya bisa menghasilkan gambar yang sempurna. Dan menerbitkan komik adalah impian saya.
Yang bikin saya ikutan sedih adalah Song Ah memiliki kecintaan yang besar terhadap biolanya, dan telah berlatih sekeras mungkin tapi itu masih belum cukup baginya untuk bisa mengejar ketertinggalannya agar bisa menjadi seorang violinist. Dia kemudian minder dengan para pemain lain yang lebih unggul dan hebat. Apalagi waktu dia mendapatkan urutan terakhir dalam posisi duduk di orkestra (karena diurutkan berdasarkan keahlian bermain). :(
Saya jadi terbawa perasaan sekali melihatnya. ahahaha ngerasain banget dulu saking sukanya dengan menggambar, saya sampe latihan menggambar non stop sampe jam 3 subuh, sampe kertas itu lusuh terkupas kupas karena beberapa kali saya hapus dan dipake buat gambar lagi (kenapa gak pake kertas baru aja sih munarooh XD ). Apalagi saat itu gak punya referensi apa apa ( belum ada internet ) cuma lewat komik yang dipunya, itupun gak seberapa. Jadi banyak ambil referensi dari tubuh sendiri, seperti pengen gambar bentuk tangan, jadi ngeliatin tangan sendiri, terus gambar :D wkwk. Saya juga pernah ikut beberapa lomba menggambar tapi tidak pernah menang. :)
Saya sadar saya tidak punya bakat menggambar tapi saya sangat menggemarinya, saya suka dengan seni rupa, dengan keindahan, dngan hal yang berhubungan dnegan warna warna. Itulah kenapa saya berlatih keras menggambarnya.
Hasil karya pertama saya sewaktu SMP berjudul CS5, haha udah lupa kepanjangannya apa. Bercerita tentang 5 sahabat. Saya minder banget sama komik itu, karena selain ceritanya yg absurd dan belum selesai (yaa cerita yg dikarang anak esempe kek gimana si XD), gambarnya juga ya gitu deh ( masih yang agak agak gimana gitu XD ). Dan itu saya berikan ke salah seorang sahabat saya sewaktu SMP. Ya Allah dia baik banget, sangat menghargai karya saya, dia yang mau duluan buat disimpen katanya, saya senang banget karena ngerasa ada yang menerima hasil karya saya. ya walaupun kalo dibaca bisa bikin anu gitu deh, wkwk
Jujur saya gak banyak simpan hasil gambar saya dulu, kebanyakan saya menggambar untuk orang lain, untuk dikasih ke temen-temen, karena saya bkan orang yang pandai mengekspresikan rasa terima kasih dan sayang ke mereka jadi saya berikan hasil gambar saya ke mereka. Berharap mudah-mudahan saya tetap diingat mereka kelak kalau lliat gambar itu, *ya kalau masi disimpan wkwkwk
Ohya lanjut di drama korea tadi, si Song Ah akhirnya memutuskan untuk berhenti bermain biola karena mengalami penekanan batin , merasa impian dan kecintaan terhadap biola tidak terbalas, seperti cinta yang bertepuk sebelah tangan, belum lagi kisah cintanya yang complicated, dia memutuskan untuk menyudahinya secara perlahan-lahan. Walau di ending ceritanya sepertinya bakal lanjut dengan impiannya , karena ada lelaki yang menguatkannya (si pemeran laki lakinya (eaaaa) XD )
Saya juga akhirnya secara perlahan lahan mulai meninggalkan impian saya menjadi komikus, saya merasa sepertinya tidak bisa menjadi komikus yang benar-benar komikus. Walaupun saya bisa menggambar komik, saya tidak bisa membuat alur cerita yang menarik. Atau walau saya bisa membuat cerita menarik, saya tidak mampu menuangkannya dalam gambar yang bagus. Seperti itulah pada akhirnya, hobi yang ingin saya wujudkan dalam sebuah komik sirna, tapi saya tidak meninggalkan hobi menggambar, saya hanya menguranginya saja. :) Seperti Song Ah yang tetap mencintai biolanya. aheeeyyy
Dulu saya pengen masuk ke kampus IKJ (Institut Kesenian Jakarta) mengambil seni rupa tapi ketika bapak bertanya "nanti kamu mau jadi apa kalau lulus?" saya terdiam gak bisa jawab apa apa karena saya gak mikir ke depannya gimana, sedangkan pemikiran orang tua selalu jauh kedepan memikirkan masa depan anak-anaknya. Akhirnya saya memilih jalur lain. Dan menggambar tetap menjadi hobi saya sampai ke tugas akhir saya. :). Seperti Song Ah, yang sebenarnya tidak mendapat dukungan penuh dari ibunya karena memikirkan masa depannya kelak, sebab orang tuanya paham dia bukan ahli dalam biola, masih terlalu jauh baginya bisa menjadi violinist.
Lagian kalau masuk IKJ kan musti ada nyerahin hasil karya, kan saya gak punya apa apa, ntar bakal kayak Song Ah beneran , kuliah yang banyak makan hati karena insecure. haha
Saya juga baper dikisah romantisnya Song Ah dan Joon Yong (pemeran laki-lakinya), kalau ini gak ada sangkut pautnya atau kemiripan sama kisah saya wkwkwkwk, XD mereka menggemaskan karena kesopan santunan mereka. haha (tapi tetep ya jangan ditiru pacaran ituu gak boleh, apalagi sampe.... ah sudahlah)
Kita semua pasti memiliki kecintaan terhadap sesuatu, dan itu bisa membahagiakan atau malah membuat terluka. Seperti Song Ah yang sebenarnya banyak melukai dirinya sendiri dengan perasaan minder dia, dengan banyak prasangkanya, dan dengan banyaknya cinta yang ia berikan bersamaan dengan harapan yg bertepuk sebelah tangan.
Saya juga dulu gitu, ohya dulu pernah keterima disebuah pelatihan menggambar yang cuma beberapa orang diperbolehkan ikut, dan saya bisa lolos waktu pendaftaran. Hal gitu aja sudah membuat saya senang sekali, pengalaman pertama dan terakhir. Tapi saya minder banget sama peserta lainnya, mereka luar bisa hebat dan keren keren. Beda level banget sama saya, kami pelatihan beberapa hari dan dilatih oleh seorang ilustrator dari perancis. Itu aja saya udah bangga T__T. Minder banget karena yang lainnya itu memag ilustrator, komikus, mahasiswa DKV, pokoknya yang bener-bener ikut pelatihan karena mau dapat ilmu. Saya cuma ikut karena pengen dapat pengalaman buat hobi saja. Terus saya sampe ngomong kesalah satu senpai "gambar saya gak bagus kak", terus dia jawab "eh gak ada gambar yang gak bagus, semua gambar itu bagus", bener-bener senpai yang sangat menghargai seni. (terimakasih suhu :D) akhirnya semangat lagi wkwkwkwk dasar
Gitu aja cerita saya hahahaha gak menarik ya, cuman nyama-nyamain sama drama korea haduuuhh, sebab ni baru pertama nonton drama mpe baper dari kisah cintanya sampe impiannya. wkwkwkwk jarang jarang banget nonton sampe bawa perasaan. Bener banget kata pemain dramanya, bahwa drama ini merepresentasikan pemuda pemudi di akhir usia 20an yang sedang mencari kepastian dan berusaha mewujudkan impian dan menemukan cinta sejati mereka.
Mohon dimaklumi habis keluar dari gua baru liat drama lagi hahaha. Sekarang drakor saya batasin cuma boleh nonton 1 selama setahun,, biar gak keterusan, nanti kebawa halu. Ini aja nonton brahms langsung streaming ke SBS nya tiap minggu saking penasarannya, walau gak ngerti yang diomongin. wkwkwk
Kita harus tetap waras hidup didunia yang begini, dan tetap realistis walau banyak menghalu XD. Dan juga ngurang-ngurangin hal yang bisa melenakan, karena kalau berlebihan itu tidak baik. :D
Udahlah gitu aja sepertinya, lain kali lagi melanjutkan ceritanya, ya mana tau ada mood buat nulis. hahaha
Terimakasih banyak yang telah meluangkan waktunya membaca cerita ini. Semoga bermanfaat dan diambil hikmahnya. Saya gak buat kesimpulan jadi simpulkan sendiri ya. haha
#janganlupabersyukur #janganlupaberdoa
Wassalam
No comments:
Post a Comment